Minggu, 08 Juli 2012

Mozart Ternyata Tidak Membuat Cerdas




 Mozart Ternyata Tidak Membuat Cerdas



Baru-baru ini saya dikagetkan oleh sebuah fakta baru penelitian bahwa ternyata musik klasik tidak memiliki pengaruh apapun terhadap kemampuan kognitif seorang anak. Itu artinya, mendengarkan musik klasik tidak mencerdaskan anak sebagaimana yang selama ini kita tahu. Selama lebih dari 15 tahun, kita terkecoh oleh publisitas yang banyak membesar-besarkan tentang musik klasik yang dapat memacu kecerdasan seorang anak. Dulu, sebelum saya mengenal banyak keajaiban Al-Qur’an, saya cenderung memegang pendapat bahwa musik klasik dapat merangsang perkembangan otak janin dan mencerdaskan anak.
Tapi, beberapa tahun kemudian, saya mulai berpikir, jika mozart yang ciptaan manusia saja bisa mencerdaskan anak, maka tentu Al-Qur’an yang merupakan mukjizat yang telah Allah berikan kepada kita ini lebih dapat mencerdaskan anak.
Dan ternyata itu benar
Beberapa orang peneliti dari University of Vienna, Austria yakni Jakob Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K. Formann dalam riset mereka yang diberi judul “Mozart Effect”mengemukakan kesalahan besar dari hasil penelitian musik yang melegenda ini.
Pietschnig dan kawan-kawannya mengumpulkan semua pendapat dan temuan para ahli terkait dampak musik Mozart terhadap tingkat intelegensi seseorang kemudian mereka membuat riset terhadap 3000 partisipator. Hasilnya ternyata sangat mengejutkan! Berdasarkan penelitian terhadap ribuan partisipator itu, Pietschnig dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa tidak ada stimulus atau sesuatu yang mendorong peningkatan kemampuan spasial seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.
Senada dengan Jacob Pietschnig dan kawan-kawannya, sebuah tim peneliti Jerman yang terdiri atas ilmuwan, psikolog, filsuf, pendidik, dan ahli musik mengumpulkan berbagai literatur dan fakta mengenai efek mozart ini. Mereka mengemukakan bahwa sangat tidak mungkin mozart dapat membuat seorang anak menjadi jenius.
Penelitian terbaru ini membantah habis-habisan hasil riset psikolog Frances Rauscher dan rekan-rekannya di University of California pada tahun 1993 yang mengemukakan bahwa musik Mozart ternyata dapat meningkatkan kemampuan mengerjakan soal-soal mengenai spasial.
Wow…padahal, selama ini kita sudah terlanjur percaya pada legenda musik klasik ini, ya?
Back to Al-Qur’an
Berbeda dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah mukjizat yang telah Allah jamin kemurniannya hingga hari kiamat kelak. Ada banyak kemuliaan dan kebaikan yang ada dalam Al-Qur’an. Salah satunya adalah Al-Qur’an dapat merangsang perkembangan otak anak dan meningkatkan intelegensinya.
Setiap suara atau sumber bunyi memiliki frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Nah, ternyata, bacaan Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil yang bagus dan sesuai dengan tajwid memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh.
Bacaan Al-Qur’an memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemampuan berbahasa, dsb.
Pada asalnya, milyaran sel saraf dalam otak manusia bergetar secara konstan.  Sel ini berisi program yang rumit dimana milyar sel-sel di sekitar berinteraksi dalam sebuah koordinasi yang luar biasa yang menunjukkan kebesaran Allah.
Sebelum bayi lahir, sel-sel otaknya mulai bergetar berirama secara seimbang. Tapi setelah kelahirannya, tindakan masing-masing akan mempengaruhi sel-sel otak dan cara mereka bergetar. Jadi jika beberapa sel otak tidak siap untuk mentoleransi frekuensi tinggi, ini dapat menyebabkan gangguan dalam sistem getar otak yang pada gilirannya menyebabkan banyak penyakit fisik dan psikologis.
Seorang peneliti bernama Enrick William Duve menemukan bahwa otak bereaksi terhadap gelombang suara tertentu. Dan gelombang tersebut dapat berpengaruh secara positif dan negatif. Ketika beredar informasi bahwa musik klasik berpengaruh terhadap perkembangan otak manusia, banyak kalangan menggunakan musik klasik sebagai obat terapi.
Tapi, Al-Qur’an tetaplah obat yang terbaik. Terapi dengan Al-Qur’an terbukti mampu meningkatkan kecerdasan seorang anak, menyembuhkan berbagai penyakit, dsb. Ini dikarenakan frekuensi gelombang bacaan Al-Qur’an memiliki kemampuan untuk memprogram ulang sel-sel otak, meningkatkan kemampuan, serta menyeimbangkannya.
Satu lagi, Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab, yakni bahasa yang memiliki nilai sastra yang tinggi, dan bahasa nomor satu yang paling sulit untuk dipelajari.
Kita tahu, bahwa tidak ada satupun dari kita yang mampu menandingi keindahan bahasa Al-Qur’an. Namun, tahukah Anda, bahwa ternyata jika kita mampu berbahasa Arab dapat memudahkan kita untuk menguasai bahasa asing lainnya?
Anak-anak yang terbiasa membaca Al-Qur’an disertai dengan memahami maknanya, ternyata memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik daripada anak-anak lain. Bahkan meski bahasa tersebut masih asing, ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kemudian menguasainya, insya Allah.
Adik saya yang kedua, Alhamdulillah, adalah seorang hafidz (penghafal Al-Qur’an). Ia berhasil menyempurnakan hafalan 30 juz hanya dalam waktu 1,5 tahun saja. Dulu, sebelum ia menghafal Al-Qur’an, kemampuannya biasa-biasa saja. Pintar, tapi bukan juara kelas. Tapi, setelah ia mulai menghafalkan Al-Qur’an, kecepatan belajar, kecepatan menghafal, serta kemampuannya menganalisis segala sesuatunya berubah drastis. Sangat pesat, subhanallah. Ia mengalahkan teman-teman yang dulunya berada di atasnya. Bahkan, saat ia harus mengikuti lomba tafsir Al-Qur’an dengan bahasa Inggris tingkat propinsi DIY pun, ia berhasil menyabet juara kedua. Padahal, sebelumnya, kemampuan bahasa Inggrisnya pas-pasan. Tapi, kemampuannya menyerap berbagai informasi memudahkannya dalam berbagai hal.
Janin usia 7 bulan sudah dapat merespon suara-suara di sekitar ibunya. Nah, untuk itulah, penting bagi ibu hamil untuk banyak-banyak memperdengarkan Al-Qur’an kepada janinnya. Kita tidak mengharapkan mereka mengerti dan memahami apa yang kita baca. Namun, membiasakannya mendengarkan Al-Qur’an sejak dalam kandungan, membantunya untuk tumbuh dengan intelegensi tinggi, kemampuan berbahasa yang baik, dan kepribadian yang baik pula.
Sumber: Zilzaalblogspot
(zafaran/muslimahzone.com)

Mereka tamu Allah atau para turis




"Mau ibadah atau rekreasi"

 

Keluarga dan Rumah Tangga

Selasa, 17 April 2012

Beberapa alat Pengukur atau Pemantau dalam dunia Industri

Hati-hati..." Kaporit bisa jadi penyebab KANKER

trihalomethanes-in-water


Reaksi-thm





Air baku yang tercemar baik secara alami maupun oleh buangan limbah rumah tangga dan buangan limbah industri adalah penyebab trebentukanya senyawa Trihalomethane baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses terbentuknya Trihalomethanes berasal dari senyawa precursor di daerah hulu sampai terbentuknya Trihalomethanes akibat reaksi dengan senyawa khlor dalam proses klorinasi. Senyawa–senyawa yang potensial dapat menyebabkan terbentuknya senyawa Trihalomethan adalah senyawa humus (Humic and folvic Substances) yang secara alami terbentuk akibat proses pelapukan daun daun yang gugur atau sisa-sisa tumbuh –tumbuhan yang telah mati oleh aktifitas mikroorganisme. Air hujan (Run off) Membawa senyawa humus daridaerah hutan atau pertanian kemudian air limpasan tersebut masuk ke dalam sungai pada bagian hulu kemudian akan terbawa oleh aliran ke bagaian hilir.
Disamping itu air limbah domestic maupun industri sebagian diolah di pusat pengolahan limbah dan sebagian lagi yang tidak terolah masuk ke badan sungai . Air limbah baik domestic maupun industri mengandung zat organic yang besar. Pengolahan air limbah yang mengandung zat organic umumnya menggunakan proses biologi dengan menggunakan mikro bakteria yang mana mikroba tersebut akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah yang sebagai akibatnya jumlah mikroba akan bertambah banyak. Selama proses penguraian zat organic tersebut mikro organisme akan mengeluarkan senyawa hasil metabolesme misalnya ammonia dan senyawa organic yang sangat setabil misalnya senyawa humus . Air limbah yang masuk kebadan air mengalami pula proses penguraian secara alami oleh mikro organisme yang ada di dalam air hal ini dikenal dengan proses pemurnian sendiri ( Self purification ) dari sungai itu sendiri.



klorinasi

proses-air





Reaksi-thm

  1. Menghilangkan senyawa humus dengan menggunakan proses adsorbsi karbon aktif
  2. Menggunakan oksidator ozon sebelum dilakukan khlorinasi
  3. Menghilangkan senyawa –senyawa langsung atau tidak langsung yang dapat menyebabkan terbentuknya trihalomethane misalnya senyawa organic (COD,BOD) amoniak dengan cara proses awal.

Senin, 16 Januari 2012

Republik Galau





Entah mengapa kita sering mendengar kata galau akhir2 ini, mungkin dlm benak saya ini adalah tren atau mungkin virus dekonstruksi karakter khususnya bagi para pemuda masa kini, beberapa untaian kalimat yg selalu bernada keluh kesah,gelisah, bingung, bimbang dan khawatir menjadi sebuah sikap mental dari sebagian generasi anak bangsa.
Bukan lantas saya menjustifikasi bahwa galau adalah perbuatan yang buruk apalagi menjurus maksiat namun lebih cenderung kepada filosofi kata “GALAU” itu sendiri yang sekarang mengalami penyempitan persepsi dan latar belakang yang tidak jelas, meminjam istilah manajemen, kebanyakan mereka yang mengalami galau adalah yang tak memeiliki visi, berfikir sempit dan merasa putus asa dalam melakukan setiap langkah usaha. Sudah saatnya belajar kepada sejarah yang juga tak pernah lepas dan selalu dimulai dari kegalauanI.

Telah terhampar bukti kegalauan mampu menembus batas realitas dan asumsi akal manusia yang terbatas. Generasi miskin imajinasi yang selalu menggantungkan diri dalam ketidak pastian adalah ciri khas generasi galau saat ini, mereka yang selalu meminum air menggunakan jari, atau garpu atau bahkan dengan sumpit padahal disitu ada sedotan.

Inilah yang membuat terkadang perasaan jiwa menjadi campur aduk atau berkelindan dalam kerumitan tanpa menemukan solusi yang dicari. Harap-harap cemas seakan menjadi jargon utama bagi para pemuja kegalauan.

Entah mengapa kegalauan itu juga selalu menghinggapi para pemimpin bangsa i
ni, cobalah lihat perilaku mereka yang tak pernah berhenti mencari sensasi atau sekedar untuk menunjukkan eksistensi dan sebagian politisi yang lain berubah bak selebriti yang sering nongol di tivi.
Sebagian lain berharap mendapatkan posisi strategis dan kenaikan pangkat atau saling sikut dan telikung-menelikung untuk menunjukkan kekuatan kelompoknya, Meminjam istilah seorang kawan, “begitu banyak orang berebut mencari perahu namun ternyata laut masih jauh”.

Sudah seharusnya para aktivis dakwah kampus menyadari dan memiliki sense of galau ketika melihat konspirasi besar antara pejabat dan pengkhianat, penguasa dengan pengusaha, wakil rakyat dengan kaum pemodal, seakan tak ada bedanya antara penegak hukum dengan pelanggar hukum.
Kegalauan yang sudah semestinya bersemayam dalam nurani para aktivis yang menamakan dirinya “oposisi kebatilan” adalah saat memandang adanya adu domba antara aparat dengan rakyat yang dilakukan oleh oknum pejabat untuk meraup keuntungan atau mengamankan singgasana kekuasaan, saat pimpinan tak berarti pemimpin dan saat persamaan hukum dan keadilan telah diperjual belikan dan adanya pertunjukan paradoks antara kasus maling sandal dengan mega skandal, dan yang seharusnya tak ada perlakuan berbeda di mata hukum antara presiden dengan pesinden, antara gubernur dengan tukang bubur atau penjual bajigur dan antara mentri dengan mantri. Permainan segelintir kaum elit yang mencederai atau merampas hak-hak wong alit.

Sudah saatnya kaum muda mulai menemukan momentum yang tepat untuk dijadikan sebagai peristiwa bersejarah dan merupakan bagian dari akumulasi kegalauan yang melanda.
Seperti halnya kegalauan hasan al-banna melihat kondisi bangsa mesir saat itu berada dibawah bayang-bayang imperialisme inggris, kerusakan moral, budaya korup serta hilangnya nilai-nilai islam dalam sendi-sendi kehidupan. Kemudian beliau mengumpulkan beberapa teman yang merasakan hal serupa yang pada akhirnya memunculkan gerakan IKHWANUL MUSLIMIN sebagai bentuk atau wujud dari puncak kegalauan yang ada pada zamannya.
Begitu juga dengan para pemuda yg galau ketika hari-hari menjelang kemerdekaan melakukan usaha-usaha dalam rangka mengisi kekosongan kekuasaan pada masa itu lalu dengan lantang merebut momentum kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945 serta mendaulat soekarno-hatta menjadi proklamator sekaligus pemimpin pertama republik ini.

Entah berapa banyak kegalauan dari sepenggal kisah masa lalu menjdi contoh bahwa kegalauan melahirkan sebuah momentum dan celah sejarah yang mampu dikenal dan dikenang sepanjang usia peradaban. Itulah kegalauan sosial yang terus berkembang dalam jiwa, bergejolak dalam hati dan berdiskusi dalam fikiran hingga mampu berinteraksi dalam lingkungan.
Kegalauan yang berujung pada logika penguat langkah sekaligus referensi kerja bagi setiap keputusan yang akan di ambil, ketika tidak hanya ego sesaat saja yang melandasi tapi juga kegalauan yang berkecamuk mampu mentasbihkan sesuatu yang tak pernah terpikirkan oleh orang lain terlebih menjadi inspirasi yang terus mengalir tiada henti.

Mencoba untuk belajar dari para penemu atau ilmuwan masa lalu yang diawali dari rasa galau sebelum pada akhirnya mereka dapat menciptakan pesawat terbang, radio, telefon, TV, mobil dan banyak hal baru yang mengisi kehidupan ini.

Semoga kita tidak terjebak pada kegalauan individu atau nafsi-nafsi, tapi lebih kepada kegalauan sosial yang menstimulus GERAKAN ini untuk bisa bertahan dalam arus yang tak menentu. Walau terkadang mimpi kita menembus ekspektasi dan nalar akal tak mampu menjawab sebuah tragedi maka saat itu pula kita percaya bahwa DIA punya rencana yang terbaik untuk jalan ini, karena problema adalah adanya perbedaan antara das sollen (seharusnya) dengan das sein (kenyataan) terhadap aspek2 struktur sosial,saat idealita tak seperti realita disinilah kegalauan mulai melanda.


Yakinlah bahwa setiap kegalauan pasti akan ada jalan keluarnya seperti halnya ruang gelap yang tak ada lampu, toh masih ada senter atau lampu tempel jika tak ada maka ambillah lilin, jika itu semua tidak ada maka yakinlah bahwa segerombolan kunang-kunang akan datang menghampiri kita.

Liat Nich, Akulah Sang Jagoan !!

Pren, Ternyata "Dengkul" Nggak Selalu Jadi Modal Yang Baek

Pren, Ternyata "Dengkul" Nggak Selalu Jadi Modal Yang Baek

Udah pernah liat blon gaya anak muda yang jadi preman pengkolan? Biasanya deadline kerjaan tiap h

Senin, 09 Januari 2012

Sikap Terhadap Nikmat dan Musibah

Inilah contoh gambaran persepsi manusia yang salah terhadap tindakan Allah ”Menguji” manusia. Ya, baik nikmat kesenangan maupun kesulitan statusnya adalah sama-sama ”ujian”. Yang disebut sebagai ”ujian” pastilah mengandung keharusan untuk manusia tersebut bersikap tertentu, dan tidak menghendaki manusia bersikap sebaliknya.




Tertulis dalam Al Qur’an Surah Al Hadid ayat 20-23 yang Mulia: