Sebagai contoh
- 15W/40 SJ untuk mesin bensin
- 15 W/40 CF untuk mesin diesel
Tanggapan 1 -
Saya coba jawab perbedaan semoga tidak salah, untuk type SJ adalah
dikhususkan untuk motor bensin yaitu S=spark sedangkan J adalah grade yg
dikeluarkan oleh API test.
CF adalah type oil yang khusus digunakan untuk mobil diesel C= Compresi sedangkan F adalah grade yg dikeluarkan oleh API test.
Jelas dengan perbedaan tersebut maka berbeda juga kandungan bahan
additive untuk ke dua jenis oil . Serta makin tinggi grade nya yang di
hitung dari adjad A sampai Z maka makin bagusnya qualitas oil tersebut.
mungkin ada yang menambahkan atau mengoreksi.
Tanggapan 2 -
Kalau
boleh saya tambahkan pengetahuan saya mengenai lubricant yang berkaitan
dengan substitusi antara keduanya. Oli mesin diesel dengan API Service
CH-4 (misalnya) dapat saja digunakan pada mesin bensin pada keadaan
darurat/sementara waktu saja. Apabila diperhatikan pada kemasan oli
mesin diesel tersebut biasanya akan tertera API CH-4/SL yang berarti oli
mesin itu diperuntukkan untuk diesel tapi dapat juga digunakan untuk
mesin bensin secara temporary. Pada dasarnya yang membedakan antara oli
mesin diesel dengan bensin adalah kandungan TBN (Total Base Number) pada
kedua jenis oli tersebut. TBN adalah kandungan alkali pada oli yang
dimunculkan karena ada penambahan aditif detergent (pembersih)dan
dispersant (pengikat kotoran). Mesin diesel yang beroperasi dengan bahan
bakar solar yang mengandung kandungan sulfur lebih tinggi dibanding
bensin akan membutuhkan alkali untuk menetralkan asam yang terbentuk di
ruang bakar. Kandungan alkali pada oli yang dinyatakan dengan TBN ini
yang akan membantu menetralkan asam tadi. Makin lama TBN makin berkurang
dan itulah salah satu parameter penggantian oli.Sementara TBN pada oli
mesin bensin lebih rendah karena kandungan sulfur pada bahan bakar
bensin lebih kecil disamping itu pada mesin bensin tidak terjadi
pembentukan soot (jelaga) sehebat mesin diesel yang mengharuskan adanya
detergent dan dispersant dalam jumlah banyak. Perlu diperhatikan soot
yang menggumpal dapat membuat filter oli tersumbat.
Oleh karena itu sudah jelas bahwa oli mesin bensin tidak
direkomendasikan untuk penggunaan di mesin diesel karena TBN-nya kurang.
Tapi oli mesin diesel masih dapat digunakan pada mesin bensin tapi
hanya untuk jangka waktu tertentu saja. Mengapa demikian karena dengan
kandungan alkali yang berlebih padahal jumlah sulfur yang dinetralkan
tidak terlalu banyak, akan mengakibatkan adanya residu alkali yang
justru bersifat abrasif pada mesin bensin.
Semoga penjelasan saya cukup membantu. Apabila ada pertanyaan
berkaitan dengan lubricant atau lubrication silakan ajukan ke saya.
Mudah-mudahan saya dapat membantu memberikan solusi.
Terima kasih,
Tanggapan 3 –
Untuk spek viskositas, property kedua pelumas (bensin dan diesel)
adalah sama. Perbedaan kedua pelumas ini adalah kadar detergency
(pembersihan kotoran) dan dispersancy (melarutkan kotoran), yang
dinyatakan sebagai Total Base Number (TBN), memiliki satuan mg KOH/g.
Pelumas bensin pada umumnya didesain dengan TBN = 6-8 mg KOH/g
Pelumas diesel pada umumnya didesain dengan TBN = 11-50 mg KOH/g
Efek kekurangan TBN:
- pelumas tidak mampun menahan keasaman hasil pembakaran yang menjadi katalis untuk terjadinya korosi pada engine
Efek kelebihan TBN:
- Filter kemungkinan besar tersumbat, karena sebenarnya detergent dan
deispersant ini adalah molekul padat polar (biasanya Mg dan Ca).
- Terjadi foaming, karena sifat detergent adalah membentuk foam, jadi
perlu
treatment anti foam. Jika terjadi foam maka lapisan2 film akan tergeser
oleh foam yang tidak memiliki sifat lubrisitas. Jadi akan terjadi metal
to metal contact.
Semoga bisa membantu.
Mantap dan cukup jelas ini pencerahan...matursuwun
BalasHapusSiippppp bahaya jg pakai oli sesat
BalasHapusSiippppp bahaya jg pakai oli sesat
BalasHapus