Tulisan
ini membahas perbedaan antara Orifice Flowmeter dan Restriction
Orifice, serta aplikasi Restriction Orifice pada suatu pabrik.
1. Orifice dan Restriction Orifice
Apakah anda ingin melakukan pengukuran aliran suatu fluida atau apakah
anda ingin mereduksi tekanan suatu fluida secara drastis dan permanen?
Kedua hal tersebut dapat dilakukan oleh benda yang namanya sama-sama
mengandung kata ‘orifice’, yang pertama adalah Orifice dan yang kedua adalah Restriction Orifice.
Secara umum, orifice mempunyai bentuk
sebagai suatu plat yang mempunyai lubang lingkaran di tengahnya. Contoh
bentuk orifice dapat dilihat pada Gambar 1.
2. Perbedaan Orifice dan Restriction Orifice
Kira-kira apa sajakah perbedaan antara
Orifice untuk flowmeter dan Restriction Orifice? Mari kita amati Gambar 2
yang merupakan contoh gambar dari Orifice untuk flowmeter dan
Restriction Orifice.
Bentuk dari orifice flowmeter dan
restriction orifice diatas adalah bentuk yang sering dijumpai dan secara
umum perbedaannya terdapat pada profil lubang dari kedua
orifice tersebut. Orifice untuk flowmeter umumnya mempunyai profil
lubang yang awalnya lurus, tetapi kemudian bertakik (bevel) dengan kemiringan sekitar 45o. Sedangkan restriction orifice mempunyai profil lubang yang lurus.
Apakah dari bentuk lubang tersebut akan
membuat perbedaan diantara keduanya? Ya, umumnya begitu.Untuk mengetahui
bedanya mari kita lihat profil tekanan suatu fluida yang melewati
Orifice dan Restriction Orifice pada kondisi desain mereka masingmasing
dari Gambar 3.
Apakah anda melihat bedanya? Besarnya
hilang tekan (pressure loss) yang diakibatkan oleh adanya penyempitan
area fluida pada orifice tidaklah sebesar seperti halnya pada
restriction orifice. ketebalan plat -,maka besarnya hilang tekan
permanen ini cukup besar sehingga perbedaan antara tekanan upstream dan
tekanan downstream cukup mencolok. Dalam kasus ini, aliran fluida dalam
keadaan dicekik (choked flow).
Dalam masalah desain, orifice untuk
flowmeter selalu didesain untuk flow dalam subsonic velocity dalam
rangka menjamin keakurasian pengukuran aliran, sedangkan restriction
orifice selalu didesain untuk flow dalam sonic velocity untuk menjamin
adanya choked flow.
Sejatinya fungsi utama RO adalah
membatasi aliran (limiting flow). Fungsi pembatasan tekanan (limiting
pressure) dari RO pada hakekatnya merupakan konsekuensi dari relasi
antara pressure drop dan flowrate. Fenomena choked flow sendiri adalah
terjadinya mass flowrate yang konstan meskipun downstream pressure-nya
menurun akibat sonic velocity. Dalam aplikasi riilnya di plant, fungsi
pembatasan aliran dan pembatasan tekanan sama-sama dapat diterapkan
dengan menggunakan RO.
Pada orifice flowmeter, karena bentuk
lubangnya yang mempunyai takik – yang berarti mengurangi jarak tempuh
dari flow tersebut mengalami perbedaan penampang melintang – , maka
profil tekanan yang terjadi setelah melewati orifice akan menurun,
tetapi kemudian mencoba kembali ke tekanan semula dan terdapat sedikit
hilang tekan permanen (permanent pressure loss) sehingga perbedaan
antara tekanan upstream dan tekanan downstream tidak terlalu
besar.Sedangkan pada Restriction Orifice, karena bentuk lubangnya yang
lurus dan cukup panjang – tergantung ketebalan plat -, maka besarnya
hilang tekan permanen ini cukup besar sehingga perbedaan antara tekanan
upstream dan tekanan downstream cukup mencolok.
Dalam kasus ini, aliran fluida dalam
keadaan dicekik (choked flow). Dalam masalah desain, orifice untuk
flowmeter selalu didesain untuk flow dalam subsonic velocity dalam
rangka menjamin keakurasian pengukuran aliran, sedangkan restriction
orifice selalu didesain untuk flow dalam sonic velocity untuk menjamin
adanya choked flow.
3. Aplikasi Restriction Orifice di Pabrik
3.1 Pembatasan aliran antara system pressure vessel dengan flare system
Terdapat suatu pressure vessel baru yang
hendak diinstalasi dan existing flare system yang mempunyai kapasitas
tertentu. Kapasitas dari flare system yang existing sebetulnya telah
didesain dengan tidak memperhitungkan kehadiran pressure vessel baru
tersebut, sedangkan untuk membuat tambahan flare system yang baru untuk
memperbesar kapasitas flare system yang ada tidaklah ekonomis. Disatu
sisi, kapasitas dari flare ini tentunya tidak boleh terlewati dan salah
satu solusinya adalah memasang RO yang mempunyai fungsi sebagai pembatas
aliran.
Pemasangan RO di downstream BDV pada
umumnya dilakukan atas nasehat studi overpressure protection serta
blowdown study, agar kapasitas flare-nya tidak terlewati.
3.2 Pembagian beda tekan pada control valve
Terdapat recycle line dari suatu sistem
yang bertekanan tinggi (discharge dari reciprocating compressor) dan
masuk ke dalam sistem bertekanan rendah (vessel separator). Diinginkan
untuk meregulasi tekanan dari fluida yang hendak di recycle dengan
menggunakan control valve yang bukan special design. Control valve pada
hakekatnya mempunyai fungsi melakukan regulasi suatu aliran fluida
dengan membuat perbedaan tekanan antara upstream dan downstream. Dengan
begitu terdapat fakta bahwa akan terjadi pressure drop yang cukup tinggi
pada control valve tersebut.
Dengan begitu tingginya perbedaan
pressure antara upstream dan downstream, control valve punya beban cukup
besar untuk mereduksi tekanan fluida tersebut. Sedikit menyimpang dari
topik utama, ada beberapa pertimbangan ketika mendesain control valve
yang mempunyai hilang tekan yang tinggi:
- Pada pressure drop yang tinggi berarti dapat terjadi erosi, abrasi atau cavitation pada trim dari control valve.
- Pada pressure drop yang tinggi hydrate/liquid droplets/material solid memungkinkan untuk terbentuk didalam valve (tergantung dari fluida dan material lain yg terikut).
- Pressure drop yang tinggi akan menyebabkan terjadinya outlet temperature dari control valve sangat rendah (penurunan pressure biasanya diikuti oleh penurunan temperature = Joule- Thomson effect), sehingga pada beberapa material valve dapat menjadi rittle/getas yang bisa mengakibatkan pecahnya valve
- Kecepatan tinggi akibat pressure drop yang tinggi dapat mengerosi downstream piping.
- Pressure drop yang tinggi berarti jumlah energy yang didisipasikan dalam turbulensi adalah cukup besar dan menyebabkan noise (bising).Alternatif aplikasi control valve untuk hilang tekan yang tinggi adalah menggunakan special desain dari control valve atau pembagian beda tekan antara control valve dengan device lain, yaitu Restriction Orifice.
Untuk mengurangi beban tersebut dapat
dipasang Restriction Orifice setelah control valve tersebut.Pemasangan
restriction orifice seperti pada gambar di bawah.
Untuk aplikasi RO di downstream control
valve, pada dasarnya digunakan prinsip/korelasi bahwa untuk flow rate
tertentu dan Bore size tertentu terdapat perbedaan tekan (differential
pressure) tertentu. Secara umum, Differential Pressure yang dibutuhkan
oleh control valve tersebut di bagi antara control valve dan Restriction
Orifice. Dengan pembagian Differential
Pressure (share DP) diharapkan efek
vibrasi yang akan terjadi pada pipa tidak begitu besar akibat perubahan
differential pressure yang terlalu besar di satu device.
Perlu diperhatikan dengan cermat bahwa
sebenarnya control valve adalah alat utama yang menanggung beda tekan,
sehingga porsi pembagian differential pressure yang terbesar adalah di
control valve bukan di RO.
Aplikasi pembagian DP seperti dijelaskan
diatas dapat menggunakan special design control valve yang mampu
bekerja dalam high differential pressure, tentunya dengan
mempertimbangkan bahwa aliran yang diatur disana adalah line yang
kritikal karena dengan special design dari control valve tentunya akan
mempunyai harga yang spesial juga.
4. Pustaka
- API MPMS 14 Section 3 Part 1, Natural Gas Fluids Measurement – Concentric, Square edged Orifice Meters – General Equations and Uncertainty Guidelines, American Petroleum Institute, Third Edition, Reaffirmed 2003
- API MPMS 14 Section 3 Part 2, Natural Gas Fluids Measurement – Concentric, Square Edged Orifice Meters – Specification and Installation Requirements, American Petroleum Institute, Fourth Edition, 2000
- Instrument Engineers’ Handbook – Process Measurement and Analysis, Bela G. Liptak, Chilton Book Company, Third Edition, 1995
- Control Valve Primer, Hans D. Baumann, ISA, Second Edition, 1994
- Nilam Very Low Pressure Gas Compression Project, VICO Indonesia – East Kalimantan, 2003
*) Penulis bekerja sebagai Pipeline Control Center di ConocoPhillips Indonesia. Artikel dari Migas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar